Label organik dalam perikanan budidaya diperlukan karena banyaknya kegiatan yang bersifat unsustainable aquaculture, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Akan tetapi, tujuan tersebut sulit dicapai karena adanya kendala dalam persyaratan labelisasi. Maka dari itu, pihak Amerika akan membuat suatu perangkat aturan mengenai batasan dalam perikanan budidaya organik yang penting diketahui oleh pihak industri, ditulis oleh Adam Anson, melaporkan kepada TheFishSite.
Pengertian label organik dalam produk budidaya masih menjadi permasalahan. Sama halnya dengan label organik dalam sektor peternakan (livestock) merupakan bentuk respon masyarakat akibat adanya kegiatan intensifikasi yang merusak lingkungan.
Tren dalam industri akuakultur yang berkelanjutan, meliputi dua hal, pertama adalah peningkatan keutuhan permintaan ikan skala global, dan kedua mengenai penurunan populasi stok ikan di alam, karena apabila tidak dipertahankan maka tidak dapat mencukupi kebutuhan konsumsi di masa yang akan datang.
The Center for Food Safety, merupakan organisasi keanggotaan yang bersifat non-profit, bertugas melindungi kesehatan manusia dan lingkungan. Konsep pendekatan secara menyeluruh dalam sistem manajemen budidaya organik dapat menurunkan dampak negatif kegiatan budidaya terhadap lingkungan dan kesehatan. Label organik dapat memberikan kekuatan pada pemasaran dan peningkatan nilai produk, serta industri secara keseluruhan.
Menurut laporan Departemen Pertanian Amerika (USDA), budidaya organik sangat potensial di negara Eropa dan Amerika Serikat. Produksi utama budidaya organik negara Eropa, yaitu ikan salmon, karper, dan ikan trout. Sedangkan produk bersertifikat organik dari negara Vietnam, Peru, Ekuador, Chile, Selandia Baru, dan Israel meliputi remis (mussels), Tiger shrimp, udang putih, dan ikan Tilapia.
Definisi Organik
Pada tahun 2002, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyatakan bahwa terdapat sekitar 20-25 badan sertifikasi akuakultur organik, baik dari pihak pemerintah maupun swasta. Federasi Pergerakan Petani Organik Internasional (IFOAM) akan membuat petunjuk pelaksanaan sertifikasi budidaya organik di seluruh dunia.
Sertifikasi ini baru pertama kali dilaksanakan oleh negara Eropa dan akan dikeluarkan pada bulan Januari 2009. Hal ini akan menjadi peraturan dasar pelaksanaan budidaya organik di Eropa.
Sertifikasi juga akan diterapkan pada beberapa spesies budidaya, seperti ikan, kerang, moluska, dan tumbuhan air.
Budidaya Salmon di perairan terbuka juga tertantang menjadi produksi organik karena terkontaminasi kutu laut dan kehilangan nutrien.
Menurut informasi dari Lembaga the Soil Association : "Terdapat perbedaan hasil antara budidaya organik di lingkungan akuatik dan “soil” secara tradisional. Akan tetapi, prinsip organik dari IFOAM secara keseluruhan dapat diterapkan dalam kegiatan budidaya.
Diinformasikan juga bahwa spesies ikan karper, tilapia, patin, dan beberapa jenis ikan serupa dapat tumbuh dalam kepadatan stok yang rendah dan minimal kebutuhan pakan eksternal dapat terpenuhi.
Menurut lembaga tersebut, penggunaan tepung dan minyak ikan dalam pakan akuakultur, terutama dalam pakan ikan karnivora banyak dikeluhkan karena bersifat unsustainable dan menjadi sumber polutan organik (seperti PCB dan dioksin). Hal ini juga menjadi tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri akuakultur global, karena sekitar 46% dan 81% pakan masih menggunakan tepung dan minyak ikan.
Label Organik
Label organik digunakan untuk memberikan kepercayaan kepada para konsumen terhadap produk akuakultur. Maka diperlukan keseimbangan antara prinsip-prinsip organik dengan komersialisasi pembangunan”, ungkap the Soil Association.
Baru-baru ini, Badan Standar Organik Nasional (NOSB), suatu badan penasehat pada jasa pemasaran di lembaga USDA telah menyetujui penggunaan label organik dalam produk budidaya, jika pakan yang digunakan merupakan hasil tangkapan alam dan pakan anorganik lainnya. Oleh karena itu, diupayakan seperempat bagian pakan terdiri dari ikan hasil tangkapan alam.
Berita dari Washington Post menyebutkan bahwa pelaksanaan sertifikasi budidaya dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan produksi ikan dalam karamba jaring terbuka (open-net cages).” Namun, terdapat suatu kendala yang dihadapi, yaitu mengenai rendahnya harga produk akuakultur akibat tidak konsistensinya dengan prinsip-prinsip organik di masa yang akan datang. Kebutuhan dana yang besar juga diperlukan dalam budidaya organik ikan Salmon.
Dikatakan oleh pihak the soil association bahwa label organik akan mengalami penurunan nilai apabila lembaga-lembaga regulator dan sertifikasi menggunakan standar yang lemah.