Dirjen Perikanan Budidaya, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dr.Ketut Sugama melakukan kunjungan lapangan di Tabanan, Kamis (23/6). Pada kunjungannya kali ini, Sugama menjanjikan akan mengucurkan bantuan Program Mina Politan di Kabupaten Tabanan tahun 2012 mendatang.
Janji tersebut diungkapkan Sugama setelah dirinya didampingi Direktur Produksi serta Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan melihat secara langsung di lapangan potensi dan perkembangan pembangunan perikanan di Desa Buruan, Kecamatan Penebel serta di Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri.
Dari hasil kunjungannya ke lapangan tersebut, Sugama mengaku puas karena potensi perikanan budidaya di Kabupaten Tabanan terbilang besar. Selain itu, pembangunan perikanan di Kabupaten Tabanan juga menunjukkan tren meningkat. Terkait hal itu, pada tahun 2012 mendatang pihaknya menjanjikan akan mengucurkan program Mina Politan di Kabupaten Tabanan. “Adanya program Mina Politan, kita harapkan pembangunan perikanan budidaya di Kabupaten Tabanan bisa lebih dipacu dan ditingkatkan lagi untuk kesejahteraan pembudidaya ikan,” katanya.
Menurut Sugama, pengembangan kawasan berkonsep minapolitan memfokuskan perhatian pada aspek wilayah. Di sebuah wilayah bisa dikembangkan sebuah usaha perikanan budidaya dari hulu hingga hilir karena konsep minapolitan itu menyatu baik menyangkut wilayah maupun teknologinya. “Pendekatan dalam konsep minapolitan menganut prinsip integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi,” katanya sambil menambahkan, mengingat pengembangan kawasan minapolitan berada di daerah, maka KKP mensyaratkan enam hal pokok antara lain, adanya rencana strategis (rentra) dan .alokasi APBD dan tata ruang. Selain itu, terdapat komoditas unggulan seperti udang galah, patin, lele, nila atau jenis ikan lainnya.
Menurut Sugama, pengembangan kawasan berkonsep minapolitan memfokuskan perhatian pada aspek wilayah. Di sebuah wilayah bisa dikembangkan sebuah usaha perikanan budidaya dari hulu hingga hilir karena konsep minapolitan itu menyatu baik menyangkut wilayah maupun teknologinya. “Pendekatan dalam konsep minapolitan menganut prinsip integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi,” katanya sambil menambahkan, mengingat pengembangan kawasan minapolitan berada di daerah, maka KKP mensyaratkan enam hal pokok antara lain, adanya rencana strategis (rentra) dan .alokasi APBD dan tata ruang. Selain itu, terdapat komoditas unggulan seperti udang galah, patin, lele, nila atau jenis ikan lainnya.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan Ir. I Nyoman Wirna Ariwangsa, MM yang mendampingi kunjungan Dirjen Perikanan Budidaya di lapangan mengungkapkan, Program Mina Politan di Kabupaten Tabanan akan dilaksanakan di Kecamatan Penebel sebagai sentra perikanan. Sementara kecamatan lain di sekitarnya akan menjadi wilayah pendukung. “Proposal Mina Politan sudah kami kirimkan ke Pusat dan mendapat respon positif dari Pak Dirjen,” tegasnya.
Perlu waspada
Sementara itu, terkait cuaca dingin seperti saat ini, Dirjen Perikanan Budidaya berpesan agar para pembudiaya ikan di Bali perlu waspada terhadap usaha budidaya ikan yang ditekuninya. Pasalnya, pada cuaca dingin ikan lebih rentan terhadap penyakit ikan. Selain itu, ikan juga bisa mati secara missal seperti kejadian pada budidaya ikan di Danau Batur, Bangli saat ini. “Cuaca dingin juga bisa menyebabkan up welling yang mengakibatkann kematian massal pada ikan yang budidayakan di danau,” jelasnya.
Sementara itu, terkait cuaca dingin seperti saat ini, Dirjen Perikanan Budidaya berpesan agar para pembudiaya ikan di Bali perlu waspada terhadap usaha budidaya ikan yang ditekuninya. Pasalnya, pada cuaca dingin ikan lebih rentan terhadap penyakit ikan. Selain itu, ikan juga bisa mati secara missal seperti kejadian pada budidaya ikan di Danau Batur, Bangli saat ini. “Cuaca dingin juga bisa menyebabkan up welling yang mengakibatkann kematian massal pada ikan yang budidayakan di danau,” jelasnya.
Menurut Sugama, adanya kematian ikan secara massal di Danau Batur, Bangli merupakan siklus tahunan yang terjadi mulai awal Juni sampai pertengahan Agustus. Kematian ikan tersebut karena adanya up welling (pembalikan lapisan air) akibat adanya penurunan suhu pada permukaan air. Sementara di lapisan air bagian bawah, suhu tetap hangat sehingga lapisan air di bagian bawah ini naik ke atas. Karena air di bagian bawah ini mengandung belerang dan H2S yang bersifat racun bagi ikan sehingga ketika naik ke atas, mengakibatkan kematian pada ikan.“Begitu suhu di permukaan air mulai turun, pembudidaya harus mulai waspada dan segera melakukan panen ikan,” katanya mengingatkan.
Menurut Sugama, selain memanen ikan, untuk mencegah kematian ikan pada kasus tersebut juga bisa dilakukan dengan menambah suplai oksigen menggunakan hi blower, namun hal ini memerlukan biaya besar. Terkait hal itu, disarankan agar pembudidaya ikan melakukan pengaturan pola tanam. Ikan dipanen pada bulan Mei dan pada akhir Agustus baru dilakukan penebaran ikan kembali. “Pengaturan pola tanam merupakan cara yang bisa diterapkan karena lebih mudah dan murah,”katanya. (gus)